Kamis, 05 Juni 2014

Kesederhanaan Bung Hatta












Kisah Bung Hatta berangkat haji dari honor penulisan buku

Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) sebagai tersangka korupsi penyelenggaraan haji tahun 2012-2013. Diduga ada permainan menggelembungkan proyek katering, pemondokan dan transportasi sehingga biaya haji menjadi mahal.

Diduga, ada sejumlah anggota DPR dan keluarga Suryadharma Ali ikut dalam rombongan haji bersama Menteri Agama. Mereka menggunakan fasilitas negara untuk naik haji.

Kontras benar kelakuan para pejabat ini dengan Mohammad Hatta. Proklamator dan negarawan besar yang pernah dimiliki bangsa ini.

Termasuk saat Bung Hatta naik haji. Kisah ini ditulis dalam buku "Mengenang Bung Hatta" yang ditulis oleh sekretaris Bung Hatta, Iding Wangsa Widjaja.

Tahun 1952, Bung Hatta hendak melakukan ibadah haji bersama istri dan dua saudarinya. Waktu itu Bung Karno menawarkan agar menggunakan pesawat terbang yang biayanya ditanggung negara. Tapi Bung Hatta menolaknya.

Bung Hatta ingin pergi haji sebagai rakyat biasa, bukan sebagai wakil presiden. Dia menunaikan rukun Islam kelima dari hasil honorarium penerbitan beberapa bukunya.

Bung Hatta selalu hidup jujur dan sederhana sepanjang hidupnya. Mantan wakil presiden yang sampai kesulitan membayar tagihan listrik dan air di rumahnya. Hatta yang mengidamkan sepatu Bally yang tak terbeli sampai dia meninggal.

Sosok Hatta adalah inspirasi bagi Jenderal Hoegeng. Jenderal yang terkenal sangat jujur ini pun mengidolakan Hatta.

Begitu juga Ali Sadikin, gubernur legendaris DKI Jakarta. Bang Ali yang terkenal keras pun terharu melihat kesederhanaan Hatta. Bang Ali melihat uang pensiun Hatta tak cukup untuk hidup layak.

Bang Ali pula yang meminta Hatta dijadikan warga istimewa Jakarta sehingga tak perlu membayar PBB, listrik dan air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar